Menentukan ip address dan range ip address serta vlan beserta port trunk pada topologi network diatas. Hasil dari menentukan ip address dan range ip address serta vlan beserta port trunk dapat diunduh di link di bawah ini:
http://www.mediafire.com/?00yzvam1xr92o4m
Sabtu, 28 April 2012
Minggu, 01 April 2012
Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan, panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur terpendek (the shortest path).
Ada 2 jenis routing:
1. Routing Dinamis
Cara kerja routing statis dapat dibagi menjadi 3 bagian:
- Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
- Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
- Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
- Administrator jaringan yang mengkonfigurasi router
- Router melakukan routing berdasarkan informasi dalam tabel routing
- Routing statis digunakan untuk melewatkan paket data
Seorang administrator harus menggunakan perintah ip route secara manual untuk mengkonfigurasi router dengan routing statis.
menentukan ongoing interface
Langkah-langkah untuk melakukan konfigurtasi routing statis adalah sebagai berikut:
- Langkah 1 – tentukan dahulu prefix jaringan, subnet mask dan address. Address bisa saja interface local atau next hop address yang menuju tujuan.
- Langkah 2 – masuk ke mode global configuration.
- Langkah 3 – ketik perintah ip route dengan prefix dam mask yang diikuti dengan address seperti yang sudah ditentukan di langkah 1.
- Sedangkan untuk administrative distance bersifat tambahan, boleh digunakan boleh tidak.
- Langkah 4 – ulangi langkah 3 untuk semua jaringan yang dituju yang telah ditentukan pada langkah 1.
- Langkah 5 – keluar dai mode global configuration.
- Langkah 6 – gunakan perintah copy running-config startup-config untuk menyimpan konfigurasi yang sedang aktif ke NVRAM.
contoh jaringan 3 router
2. Routing Dinamis
Routing dinamis
merupakan routing protocol digunakan untuk menemukan network serta untuk melakukan update routing table pada router. Routing dinamis ini lebih
mudah daripada menggunakan routing statis dan default, akan tetapi ada
yang perbedaan dalam proses-proses di CPU router dan penggunaan
bandwidth dari link jaringan.
Interior Routing Protocol
Pada awal 1980-an Internet terbatas
pada ARPANET, Satnet (perluasan ARPANET yang menggunakan satelit), dan
beberapa jaringan lokal yang terhubung lewat gateway. Dalam
perkembangannya, Internet memerlukan struktur yang bersifat hirarkis
untuk mengantisipasi jaringan yang telah menjadi besar. Internet
kemudian dipecah menjadi beberapa autonomous system (AS) dan saat ini
Internet terdiri dari ribuan AS. Setiap AS memiliki mekanisme pertukaran
dan pengumpulan informasi routing sendiri.
Protokol yang digunakan untuk
bertukar informasi routing dalam AS digolongkan sebagai interior routing
protocol (IRP). Hasil pengumpulan informasi routing ini kemudian
disampaikan kepada AS lain dalam bentuk reachability information.
Reachability information yang dikeluarkan oleh sebuah AS berisi
informasi mengenai jaringan-jaringan yang dapat dicapai melalui AS
tersebut dan menjadi indikator terhubungnya AS ke Internet. Penyampaian
reachability information antar-AS dilakukan menggunakan protokol yang
digolongkan sebagai exterior routing protocol (ERP).
IRP yang dijadikan standar di
Internet sampai saat ini adalah Routing Information Protocol (RIP) dan
Open Shortest Path First (OSPF). Di samping kedua protokol ini terdapat
juga protokol routing yang bersifat proprietary tetapi banyak digunakan
di Internet, yaitu Internet Gateway Routing Protocol (IGRP) dari Cisco
System. Protokol IGRP kemudian diperluas menjadi Extended IGRP (EIGRP).
Semua protokol routing di atas menggunakan metrik sebagai dasar untuk
menentukan jalur terbaik yang dapat ditempuh oleh datagram. Metrik
diasosiasikan dengan “biaya” yang terdapat pada setiap link, yang dapat
berupa throughput (kecepatan data), delay, biaya sambungan, dan
keandalan link.
Routing Information Protocol
RIP (akronim, dibaca sebagai rip)
termasuk dalam protokol distance-vector, sebuah protokol yang sangat
sederhana. Protokol distance-vector sering juga disebut protokol
Bellman-Ford, karena berasal dari algoritma perhitungan jarak terpendek
oleh R.E. Bellman, dan dideskripsikan dalam bentuk
algoritma-terdistribusi pertama kali oleh Ford dan Fulkerson.
Setiap
router dengan protokol distance-vector ketika pertama kali dijalankan
hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan
tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. Router kemudia
mengirimkan informasi lokal tersebut dalam bentuk distance-vector ke
semua link yang terhubung langsung dengannya. Router yang menerima
informasi routing menghitung distance-vector, menambahkan
distance-vector dengan metrik link tempat informasi tersebut diterima,
dan memasukkannya ke dalam entri forwarding table jika dianggap
merupakan jalur terbaik. Informasi routing setelah penambahan metrik
kemudian dikirim lagi ke seluruh antarmuka router, dan ini dilakukan
setiap selang waktu tertentu. Demikian seterusnya sehingga seluruh
router di jaringan mengetahui topologi jaringan tersebut.
Protokol distance-vector memiliki
kelemahan yang dapat terlihat apabila dalam jaringan ada link yang
terputus. Dua kemungkinan kegagalan yang mungkin terjadi adalah efek
bouncing dan menghitung-sampai-tak-hingga (counting to infinity). Efek
bouncing dapat terjadi pada jaringan yang menggunakan metrik yang
berbeda pada minimal sebuah link. Link yang putus dapat menyebabkan
routing loop, sehingga datagram yang melewati link tertentu hanya
berputar-putar di antara dua router (bouncing) sampai umur (time to
live) datagram tersebut habis.
Open Shortest Path First
Teknologi link-state dikembangkan
dalam ARPAnet untuk menghasilkan protokol yang terdistribusi yang jauh
lebih baik daripada protokol distance-vector. Alih-alih saling bertukar
jarak (distance) ke tujuan, setiap router dalam jaringan memiliki peta
jaringan yang dapat diperbarui dengan cepat setelah setiap perubahan
topologi. Peta ini digunakan untuk menghitung route yang lebih akurat
daripada menggunakan protokol distance-vector. Perkembangan teknologi
ini akhirnya menghasilkan protokol Open Shortest Path First (OSPF) yang
dikembangkan oleh IETF untuk digunakan di Internet. Bahkan sekarang
Internet Architecture Board (IAB) telah merekomendasikan OSPF sebagai
pengganti RIP.
Prinsip link-state routing sangat
sederhana. Sebagai pengganti menghitung route “terbaik” dengan cara
terdistribusi, semua router mempunyai peta jaringan dan menghitung semua
route yang terbaik dari peta ini. Peta jaringan tersebut disimpan dalam
sebuah basis data dan setiap record dalam basis data tersebut
menyatakan sebuah link dalam jaringan. Record-record tersebut dikirimkan
oleh router yang terhubung langsung dengan masing-masing link.
Karena setiap router perlu memiliki
peta jaringan yang menggambarkan kondisi terakhir topologi jaringan
yang lengkap, setiap perubahan dalam jaringan harus diikuti oleh
perubahan dalam basis data link-state yang terletak di setiap router.
Perubahan status link yang dideteksi router akan mengubah basis data
link-state router tersebut, kemudian router mengirimkan perubahan
tersebut ke router-router lain.
Sumber:
http://faiz85.wordpress.com/2008/04/19/routing-dinamis-ospf-purwono-hendradi/
http://aftanet.blogspot.com/2011/05/routing-dinamis.html
student.eepis-its.edu/~izankboy/laporan/Jaringan/ccna2-6.pdf
Langganan:
Postingan (Atom)